Jumat, 07 Oktober 2011

Hipotesis: Kerokan ( Pengobatan Tradisional Jawa )




PENDAHULUAN

Kerokan, metode pengobatan tradisional Jawa yang diyakini manjur mengatasi gejala gangguan tubuh yang dikenal dengan istilah masuk angin atau meriang. Bahkan sebagian orang telah tersugesti besar terhadap kebiasaan kerokan. Saya kalau belum kerokan rasanya belum mantap, kata salah seorang kenalan saya. “ Saya kalau nggak enak badan harus kerokan, dan kalau sudah kerokan pasti sembuh.” Kata yang lain. Begitu lekatnya metode kerokan sebagai upaya penyembuhan alternatif tanpa obat dengan kepercayaan orang Jawa itu sendiri membuat beberapa ahli berusaha mencari tahu dan meneliti benarkah kerokan memang efektif untuk penyembuhan? Apakah ini tidak berbahaya bagi kulit? Mengingat kalau kita melihat cara kerokan itu sendiri bagi sebagian orang yang tidak terbiasa pasti akan ngeri melihat hasilnya. Dimana tubuh seseorang akan berbilur-bilur merah di sekujur tubuh.

Saya bukan ahli medis juga bukan seorang dokter hanya seorang guru Biologi yang ingin sedikit mengaplikasikan beberapa teori yang pernah saya pelajari untuk dikaitkan dengan fenomena ini. Oleh karena itu catatan ini saya beri label: Hipotesis, artinya ini hanya teori saya tentang pandangan saya terhadap kerokan. Saya pernah membaca beberapa rubrik kesehatan yang mengulas tentang kerokan, diantara beberapa artikel yang saya temukan ternyata beberapa ahli medis/ dokter berpendapat bahwa kerokan memang tidak berbahaya dan bisa membantu menyembuhkan gejala masuk angin atau meriang.

MASUK ANGIN

Dalam istilah orang Jawa, masuk angin berarti kondisi dimana tubuh terasa lungkrah ( letih, lemas, lesu ) dan terasa tidak nyaman disertai dengan pusing, mual, jantung berdebar dan sebagainya. Dalam tinjauan fisiologis tubuh, hal ini sebagian besar disebabkan karena faktor peredaran darah yang tidak lancar. Ingat..darah adalah bagian dari sistem transportasi tubuh kita yang menyalurkan makanan, oksigen, cairan, dan zat-zat yang penting bagi tubuh kita ke seluruh jaringan tubuh kita tanpa terkecuali. Jaringan tersusun atas sel sebagai satu kesatuan fungsional yang harus melakukan segala aktifitas demi kelangsungan kehidupan. Sel-sel adalah mahluk hidup kecil yang jumlahnya bermilyar-milyar dalam tubuh kita yang saling bekerja bergotong royong untuk kelangsungan hidup. Mereka membutuhkan oksigen, nutrisi dan zat-zat penting untuk mempertahankan eksistensinya termasuk melakukan proses kerja mereka. Zat-zat yang diperlukan itu semua disalurkan oleh darah yang mengalir dalam pembuluh darah, sampai ke jaringan terdalam sekalipun tak boleh ada yang dilewatkan.
Ibarat sistem transportasi di sekitar kita, apa jadinya jika daerah-daerah terpencil tidak dapat dijangkau oleh sistem transportasi? Misalnya dalam kejadian seperti tsunami atau gempa bumi yang membuat daerah-daerah tertentu tidak dapat terjangkau oleh kendaraan. Yang terjadi adalah penghuni daerah itu akan kekurangan pasokan makanan dan obat-obatan yang tentu saja sangat mereka perlukan untuk kelangsungan hidup mereka. Sama dengan sistem transportasi tubuh kita, jika sistem peredaran darah yang merupakan sistem transportasi vital tubuh tidak berjalan lancar maka yang akan terjadi adalah kondisi instabilitas tubuh. Beberapa jaringan kekurangan supply oksigen dan makanan maka eksistensi mereka juga terganggu. Untuk diketahui setiap harinya ribuan sel tubuh kita mati dan harus segera digantikan dengan sel-sel baru. Untuk mendapatkan energi bagi reproduksi sel adalah salah satunya dengan nutrisi dan oksigen. Apalagi jika hal tersebut terjadi pada jaringan otak. Otak kita memiliki berat hanya sekitar 14% dari berat tubuh namun ia memerlukan setidaknya 20% supply darah setiap saat. Jika peredaran darah tidak lancar maka otak akan kekurangan nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pembentukan dan kerja sel-sel saraf dalam otak. Akibatnya kita akan merasa pusing dan sulit berkonsentrasi juga. Otak merupakan pusat koordinasi tubuh, ibaratnya sebagai pusat pemerintahan sebuah negara jika pusat pemerintahannya kacau otomatis negara juga akan mengalami kekacauan pula.

Jadi singkatnya gejala yang dirasakan pada saat masuk angin terjadi akibat instabilitas jaringan atau organ tubuh yang kekurangan supply darah karena sistem transportasinya tidak lancar.

JARINGAN IKAT

Di dalam tubuh kita megenal adanya sebuah jaringan ikat. Jaringan ini adalah merupakan sekumpulan unsur yang unik untuk dikatakan sebagai jaringan. Karena didalamnya mengandung beberapa unsur yaitu:
  1. Sel Firoblast
  2. Sel Mast
  3. Sel Makrofag
  4. Leukosit
  5. Sel lemak
  6. Serabut
  7. Zat dasar atau matriks

Macam-macam Jaringan Ikat

Kita tidak akan membahas semua unsur tersebut. Jaringan ikat seperti yang kita ketahui adalah jaringan yang memiliki fungsi umum yaitu mengisi ruang kosong di dalam tubuh. Walaupun pada dasarnya jaringan ikat juga memiliki fungsi khusus masing-masing. Jaringan ikat berada di seluruh tubuh. Termasuk di bawah kulit kita juga terdapat jaringan ikat yang didalamnya juga terdapat pembuluh darah dan limfe sebagai alat transportasi.

Yang akan kita bahas disini adalah bahwa salah satu unsur dari jaringan ikat ini adalah sel Mast yang menghasilkan zat penting bagi tubuh yang dikenal dengan nama HISTAMIN. Histamin berfungsi mempertahankan permeabilitas dan elastisitas pembuluh darah. Mengingat kondisi darah kita yang memiliki tingkat kekentalan ( viskositas ) yang dapat berubah karena faktor makanan, hormon dll, maka pembuluh darah harus selalu siap sedia menyesuaikan diri dengan viskositas darah yang melaluinya. Sehingga sifat elastis sangat membantu dalam kelancaran sistem peredaran darah.

HISTAMIN

Histamin, terutama sekali akan dihasilkan dalam jumlah yang besar saat tubuh kita terkena trauma baik fisik, kimia maupun biologis. Trauma fisik misalnya benturan, luka, gigitan serangga dll. Trauma kimia bisa berasal dari zat-zat kimia tertentu. Trauma Bologis biasanya berupa bakteri, jamur, maupun protozoa.
Produksi histamin ini akan memicu pelebaran pembuluh darah yang bertujuan menyalurkan salah satu komponen darah yang penting untuk menjaga stabilitas nasional tubuh. Dialah sel darah putih yang akan siap siaga menangkal kemungkinan serangan lanjutan dari luar.

Sel Mast melepaskan histamin

Memberikan goresan berulang kali dengan logam di kulit bisa diasumsikan dengan pemberian trauma fisik secara sengaja yang kemudian akan memicu dihasilkannya histamin sehingga pembuluh darah disekitar wilayah yang dikenai trauma fisik berupa goresan berulang-ulang itu akan melebar dan menyalurkan banyak darah ke wilayah tersebut sehingga yang nampak oleh kita adalah warna merah menyala yang membentuk pola seperti duri ikan di seluruh tubuh.

Logikanya dengan demikian banyak wilayah di dalam tubuh kita yang mengalami pelebaran pembuluh darah dan alhasil peredaran darah akan terbantu kelancarannya dengan metode tersebut. Itulah mengapa para dokter walaupun tidak menganjurkan namun mereka berpendapat bahwa kerokan dapat membantu mengembalikan kondisi tubuh yang tidak sehat/ masuk angin.

Sebenarnya metode kerokan tidak begitu menyeramkan buat saya. Ada metode bekam yang mungkin nampak lebih mengerikan karena mengeluarkan darah kotor dari pori-pori untuk mengeluarkan zat-zat yang mengotori kandungan darah.

Pemberian balsam/ minyak urut atau minyak kelapa adalah untuk membantu peragangan otot-otot dan menghangatkan bagian tubuh. Sebab suhu tubuh juga penting untuk membantu meningkatkan pelebaran pembuluh darah. Dengan demikian sirkulasi darah dalam tubuh sedikit banyak sangat terbantu kelancarannya.

Toh ini hanya mitos, sugesti ataupun benar-benar memang ada kaitannya dengan yang saya sampaikan diatas, metode ini sudah dilakukan sejah nenek moyang kita dan beberapa memang terbukti efektif dan sangat membantu meringankan kondisi tubuh kita yang lungkrah apalagi jika kerokan dipadukan dengan pijat…hmmmmmmm,,


Ditulis oleh: Sari Hanarti, sebagai kajian Hipotesis