Sabtu, 16 April 2011

Ginkgo biloba




Ginkgo biloba, atau Ginkyo atau orang Inggris menyebutnya Maidenhair tree ( pohon rambut perawan?? ). Disebut demikian karena memiliki daun yang banyak seperti  tanaman suplir ( Adiantum ). Di Jepang disebut Gin Go dan di China disebut Yin Kuo ( Buah perak ) karena warna buahnya yang putih seperti perak. Pohon ini diperkenalkan ke dunia barat oleh Engelbert Kaempfer pada tahun 1690.

Dalam klasifikasi tumbuhan, Ginkgo termasuk dalam tumbuhan Gymnospermae kelas Ginkyoinae. satu-satunya anggota kelas ginkyoinae yang masih tersisa. Sebab anggota lain dari kelas ini telah punah pada akhir jaman Trias era Mesozoikum ( sekitar 90 juta tahun yang lalu ). Pohon ini bersifat dioceus/diesis atau berumah dua.

Penelitian tentang tanaman ini pada tahun 1960 menemukan bahwa ekstrak Ginkgo dapat membantu kelancaran peredaran darah perifer di daerah akral ( anggota badan ) yang jauh dari jantung seperti ujung jari, ujung kaki dan daun telinga.

Uji Ginkgo terhadap penyakit Alzeimer
Alzeimer adalah penyakit sejenis Demensia, yaitu gangguan kronis dalam proses mental karena otak mengalami penyakit organis seperti didiami oleh parasit tertentu atau terserang tumor.
Gejala Alzeimer ditandai dengan gejala sering lupa, disorientasi ( tidak tahu lagi dimana sedang berada sehingga tak mampu menemukan jalan untuk kembali ), tak mampu bernalar, dan bahkan tak mampu  menjaga atau mengendalikan diri.


Mekanisme kerja ekstrak Ginkgo terhadap penyakit Alzeimer
Terdapat suatu zat yang berperan dalam menghambat, sementara diberi nama Ginkgolid dan Bilobaid ( sejenis flavon glikosida )

Ginkgo membantu penyembuhan penyakit sering lupa. 
Sering lupa terjadi karena kekurangan suply oksigen pada otak. Kekurangan oksigen disebabkan penyempitan pembuluh darah ke otak akibat endapan kapur dan kolesterol. Diduga ekstrak Ginkgo mampu mengencerkan darah, sehingga aliran yang semula lamban di daerah otak semakin lancar. sari ginkgo menghambat pembentukan PAF ( Platelet Activating Factor ). PAFsengaja dibentuk secara imunologis agar sejumlah platelet ( eritrosit/ sel darah merah ) agar darah lebih kental untuk menghambat pendarahan pada dinding pembuluh darah yang luka. Kekentalan ini menghambat peredaran apalagi jika pembuluh darah sudah banyak yang menyempit akibat pengapuran


1 komentar: